Popular Posts
-
IFRS ( Ruang Lingkup, Pemicu dan Perlakuan Akuntansi ) Oleh; Nia Tresnawaty, SE., M.Ak IASs ( International Accounting Standar...
Tuesday, October 22, 2013
Monday, October 21, 2013
Friday, September 27, 2013
Materi Perkuliahan TEORI AKUNTANSI - KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN
https://docs.google.com/file/d/0Bx_5zkC-UCEcbWdZZDNweFRLcW8/edit?usp=sharing
Materi Perkuliahan TEORI AKUNTANSI - KERANGKA KONSEPTUAL
https://docs.google.com/file/d/0Bx_5zkC-UCEcZkl6TFJZVk92a0E/edit?usp=sharing
Materi Perkuliahan TEORI AKUNTANSI-PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
https://docs.google.com/file/d/0Bx_5zkC-UCEcRXpBV2VOOEdQSG8/edit?usp=sharing
Materi Perkuliahan TEORI AKUNTANSI-STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
https://docs.google.com/file/d/0Bx_5zkC-UCEcVGZoa2ZQVHBueTA/edit?usp=sharing
Materi Perkuliahan TEORI AKUNTANSI-PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
https://docs.google.com/file/d/0Bx_5zkC-UCEcNDg4ZkdDYTRiZzA/edit?usp=sharing
Tuesday, July 16, 2013
REDEMONISASI
REDEMONISASI
OLEH ;
NIA TRESNAWATY, SE.,M.Ak
NIA TRESNAWATY, SE.,M.Ak
Sanering (bahasa Belanda) merupakan pemotongan nilai mata uang
sekaligus nilai tukarnya. Contoh; Jika
sebelumnya kita mempunyai uang Rp 1.000 dan dapat membeli barang, misalnya beras
1 kg, dengan nilai yang sama yaitu Rp 1.000 setelah diberlakukan sanering menjadi
Rp 1, dengan demikian kita tidak dapat lagi membeli beras 1 kg tersebut dengan
Rp 1 yang kita miliki. Sedangkan Devaluasi atau Revaluasi
merupakan penyesuaian nilai mata uang dalam negeri dengan menurunkan nilainya
terhadap mata uang asing atau acuan. Misalnya Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Untuk hal ini Indonesia sudah
sangat sering melakukannya ketika Pemerintahan Orde Baru yang juga
menerapkan kurs tetap (fixed currency). Devaluasi dilakukan karena kurs
yang dipakai sudah tidak mencerminkan nilai tukar riil uang itu sendiri,
sehingga ketika nilainya dipatok pada angka tertentu maka pemegang otoritas
sewaktu-waktu harus menyesuaikan dengan nilai tukar riilnya. Redenominasi
sendiri adalah penggantian nilai mata uang tanpa menurunkan atau menaikkan
nilai tukar riilnya. Contoh ; Jika kita
memiliki uang Rp 1.000 dan cukup untuk membeli 1 kg beras, maka ketika
dilakukan redenominasi dari Rp 1.000 menjadi Rp 1, maka harga 1 kg beras dapat
dibeli dengan Rp 1 tersebut . Dari ilustrasi sederhana ini sepertinya
kebijakan ini akan sangat mudah untuk diterapkan tetapi faktor-faktor di
luar ekonomi seperti sosial, politik, dan tentu saja psikologi masyarakat
menjadi pertimbangan. Namun sepertinya ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh pemerintah sebelum benar-benar menerapkan kebijakan
tersebut. Pertama, persoalaan bias dalam memahami dan
menggunakan uang atau yang biasa disebut MONEY ILLUSION. Secara definisi, money illusion adalah tendensi atau
kecenderungan seseorang untuk menilai uang dalam bentuk nominal lebih dari pada
nilai yang sesungguhnya. Misal, ketika
redenominasi diterapkan harga suatu barang yang tadinya bernilai Rp 20.000 akan
menjadi Rp 20. Kemudian terjadi kenaikan harga terhadap barang tersebut sebesar
Rp 5.000 dalam rupiah lama atau Rp 5 dalam rupiah uang baru. Dalam situasi ini,
kenaikan harga Rp 5 dalam mata uang baru rupanya dianggap kecil bagi masyarakat. Kedua, mengenai kemungkinan adanya perilaku
pembulatan (ROUNDING UP) harga yang
berlebihan. Ini bisa terjadi saat konversi harga dari rupiah lama ke rupiah
baru. Sebagai contoh, suatu harga
barang yang dalam rupiah lama bernilai Rp 17,700. Ketika terjadi redenominasi,
dibulatkan menjadi Rp 18 uang baru dari seharusnya Rp 17 ditambah 70 sen. Maka
hal ini akan sangat merugikan konsumen.
Redenominasi rupiah muncul sejak 2010
dan kali ini pemerintah dan BI mantap menerapkannya. Dalam skema redenominasi
yang disusun pemerintah dan BI, angka pecahan Rupiah akan disederhanakan dengan
menghilangkan tiga angka Nol. Contohnya, uang senilai Rp1.000 nanti setelah redenominasi akan menjadi Rp1.
Sedangkan uang Rp100.000 akan menjadi Rp 100. Dengan catatan, meski angka
nominalnya berbeda, namun nilai uangnya tetap sama.
Dalam teori ekonomi, redonominasi
tidak menimbulkan dampak apapun. Berbeda dengan sanering dan devaluasi yang
disamping punya dampak langsung terhadap nilai tukar dari uang yang dipegang
oleh masyarakat, juga dampak ekonomi lainnya akibat lanjutan dari kebijakan ini
yang meliputi ekspor-impor, inflasi, hingga pertumbuhan ekonomi. Redemonisasi
tersebut harus dilakukan stabilisasi perekonomian terlebih dahulu, baru
kemudian dijajaki tentang kemungkinan penerapan redenominasi. Redenominasi akan
sangat beresiko ketika perekonomian belum mantap terutama jika inflasi belum
dapat dikendalikan dengan baik oleh otoritas moneter.
Dalam perlakuan akuntasi ekonominya,
penggantian ini tidak menimbulkan naik/turunnya nilai tukar riil uang yang
dipegang oleh masyarakat. Contoh yang paling menyita perhatian adalah kebijakan
mata uang tunggal Eropa pada tahun 2002 dimana beramai-ramai 12 negara anggota
Uni Eropa mengganti mata uangnya ke Euro. Tidak sedikit terjadi kegagapan
di negara-negara tersebut walaupun tingkat pendidikan penduduknya sudah sangat
maju dan merata. Contohnya di Belanda yang sebelum Euro memakai mata uang
Gulden. Lalu ketika diterapkan pada tanggal 1 Januari 2002 dengan kurs 1
Euro = 2,2 Gulden kegagapan masih terjadi di sana-sini.
Semoga tulisan ini akan memberikan
sedikit gambaran tentang REDEMONISASI. Semoga setelah membaca artikel ini,
dapat membuka sedikit wawasan dan pemahaman kita tentang kebijakan yang akan digulirkan
oleh pemerintah beberapa tahun lagi. Menurut hemat saya jangan cepat menilai
buruk tentang kebijakan yang di terapkan oleh pemerintah sebelum kita memahami
lebih dalam secara keilmuan tentang kebijakan yang diterapkan..........Salam sukses untuk semua teman-teman….
Monday, June 24, 2013
GROOMING
GROOMING
Oleh ; Nia Tresnawaty,SE.,M.Ak
Sahabat,,kali ini saya akan membahas sesuatu yang berbeda dari postingan saya sebelumnya..Yah,,saya akan membahas sekilas mengenai GROOMING. Apa sebenarnya Grooming dan apa manfaat dari Grooming bagi kita. Baiklah,,sekarang kita akan membahasnya lebih lanjut.
Grooming, adalah serangkaian proses yang meliputi bagaimana cara seseorang membawa diri, berinteraksi dan berpenampilan dalam berbagai kesempatan sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesan profesional. Grooming bertujuan untuk menciptakan penampilan rapih,bersih dan profesional. Selain itu untuk meningkatkan rasa percaya diri,membangun antusiasme lawan bicara yang melakukan kontak secara langsung dengan kita, serta bagaimana kita dapat berkomunikasi secara profesional.
Dalam Grooming dikenal istilah "You Are What You Wear",artinya adalah apa yang kita kenakan akan menunjukkan siapa diri kita. Dalam hal ini tentunya bukan karena mahalnya baju yang kita kenakan,namun apapun yang kita kenakan lebih harus terlihat rapi,sopan dan bersih tentunya. Singkat kata, Grooming itu tidak lain adalah bagaimana kita berbusana dan berpenampilan dengan baik,rapih,sopan,bersih dan terlihat profesional.
Grooming memiliki rumus 5W + 1 H.
Who ( Siapa ), perimbangkanlah siapa yang akan kita temui
When ( Kapan ), pertimbangan dalam hal ini tentunya berkaitan dengan waktu, kapan kita akan bertemu dengan seseorang. Apakah di waktu pagi hari,siang hari, sore atau bahkan malam hari.
Where ( Dimana ), Untuk hal ini tentunya berkaitan dengan tempat. Dalam hal pertemuan bisnis tidak selalu harus berada di ruang meeting tertutup, tetapi bisa dipilih tempat yang lebih menarik. Untuk itu kita harus tau dimana kita akan bertemu dan tentunya harus menyesuaikan busana yang akan kita kenakan,sehingga tidak menimbulkan kesan salah konstum ( bahasa gaulnya,Saltum )
What ( Apa ), ini sangat penting. Kenapa? karena kita harus tau acara apa yang akan kita hadiri dan tujuan kita hadir dalam acara tersebut. Ini berguna untuk menyesuaikan diri kita untuk menempatkan posisi dan berbusana yang baik.
Why ( Mengapa ), pertanyaan yang simpel namun sangat penting. Mengapa kita harus hadir dalam pertemuan atau acara tersebut? berbusana lah yang baik dan sesuai.
How ( Bagaimana), Bagaimana cara berbusana yang baik sangat penting diperhatikan,terutama oleh para pebisnis dan kaum profesional.
Sehingga siapapun orang yang melihat kita akan meninggalkan kesan yang baik. Kesan pertama (First Impression) akan timbul pada 5 menit pertama ketika kita bertemu dengan seseorang, hal ini yang akan menimbulkan efek Moment of Truth. Sahabat,,Moment of Truth itu dapat diciptakan dengan cara Berpenampilan yang baik, Memiliki sopan santun ( etika ), Kepercayaan diri, Pengetahuan dan Keterampilan.
Grooming memiliki Peta tersendiri yang dikenal dengan rumus 3V + 1 E,,,waahhh rumus apa lagi yah ini ? Yup,,,rumus ini mengandung beberapa unsur yang harus diperhatikan agar kita terlihat Well Groomed.
VERBAL, mengandung beberapa hal yaitu Kosa kata ( pilihlah kata-kata yang mengesankan profesional), Tata Bahasa (gunakan tata bahasa yang baik dan benar dan jangan menggunakan bahasa gaul jika dalam pertemuan bisnis), Gunakan istilah bahasa asing yang benar ( latihlah lidah kita untuk mengucapkan kata-kata dalam istilah bahasa asing),
VOKAL, mencakup suara, intonansi, lafal, kecepatan dan antusiasme sehingga apapun yang kita bicarakan akan terdengar dengan baik dan membuat lawan bicara kita terasa nyaman.
VISUAL, jagalah selalu kontak mata dengan lawan bicara dan ciptakan pikiran yang positif serta jangan sekali-kali berbicara dengan menundukkan kepala, kemudian berkespresilah dengan senyum yang bersahabat dan tunjukkan sikap antusias dan hindari ekspresi yang negatif ( sombong,sinis,angkuh,dsb). Selain itu tunjukkan gerak tubuh yang baik (jangan bertolak pinggang,menggaruk-garuk,duduk di meja,dsb). Yang terakhir adalah penampilan,sesuaikan bentuk tubuh dengan busana yang kita kenakan. Hal ini akan membuat lawan bicara kita terasa nyaman berbicara langsung dengan kita.
ETIKA. Dalam hal apapaun tentunya etika tidak boleh ditinggalkan. Etika yang saya maksud disini adalah tata bicara secara profesional ( jika pertemuannya adalah pertemuan bisnis dan formal ).
Sahabatku,,,ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam berinteraksi dengan kolega,nasabah atau klien kita, diantaranya:
1. Jabatlah tangan dengan erat ketika bertemu, ini menandakan kita adalah orang yg hangat,bersahabat dan antusias
2. Menjaga kontak mata
3. Menjaga jarak bicara dengan mengingat comfort zone masing-masing
4. Sesekali indikasikan kepada lawan bicara bahwa anda menyimaknya dengan cara menganggukan kepala misalnya.
5. Pastikan kedua tangan anda tidak terlipat didepan dada
6. lakukan hal berikut ; Talk Slow and Think fast.
Demikinlah artikel ini saya tulis semoga dapat bermanfaat untuk rekan-rekan dan sahabat-sahabatku dimanapun berada. Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya di lapangan,karena saya sering bertemu dengan begitu banyak orang dan begitu banyak karakter yang saya temui...
Salam Sukses dan Salam Hangat....
Sunday, June 23, 2013
Friday, June 21, 2013
SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN
Oleh ;
Nia Tresnawaty,SE.,M.Ak
Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan
barang yang diperlukan perusahaan. Sistem pembelian dirancang untuk menangani
kredit. Kegiatan pembelian dimulai dengan mengajukan permintaan pembelian,
kemudian dilanjutkan dengan permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok,
pengiriman order pembelian kepada pemasok terpilih, penerimaan barang yang
dibeli, pencatatan hutang yang timbul dari transaksi pembelian dan berakhir
dengan distribusi pembelian.
SISTEM PEMBELIAN
Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan, untuk pengadaan
barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan
menjadi 2, yakni pembelian lokal dan impor. Informasi yang diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan pembelian;
a. Jenis Perusahaan yang yang telah
mencapai titik pemesanan kembali (reorder point)
b. Order pembelian yang telah dikirim
kepada pemasok
c. Order pembelian yang telah
dipenuhi oleh pemasok
d. Total saldo hutang dagang pada
tanggal tertentu
e. Saldo hutang dagang kepada pemasok
tertentu
f. Tambahan kuantitas dan harga
pokok persediaan dari pembelian
Dokumen yang dipergunakan dalam sistem pembelian :
Surat permintaan pembelian (SPP), Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH),
Surat order Pembelian (PO), Laporan penerimaan barang (LPB), Surat perubahan
order, Bukti kas keluar
Catatan akuntansi yang dipergunakan dalam sistem pembelian;
Register bukti kas keluar, Jurnal Pembelian, Kartu Hutang, Kartu persediaan.
SISTEM RETUR PEMBELIAN
Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan, untuk
pengembalian barang yang sudah dibeli. Barang yang sudah diterima dari pemasok
adakalanya tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut order
pembelian. Ketidak sesuaian tersebut terjadi kemungkian karena :
a. barang yang diterima tidak cocok
dengan spesifikasi yang tercantum dalam order pembelian,
b. barang mengalami kerusakan dalam
pengiriman
c. barang diterima melewati tanggal
yang dijanjikan pemasok.
Sistem retur pembelian dipergunakan dalam perusahaan untuk
mengembalikan barang yang sudah dibeli kepada pemasoknya.
Dokumen yang dipergunakan : Memo Debit, Laporan
Pengiriman barang
Catatan Akuntansi yang dipergunakan dalam sistem retur
pembelian; Jurnal retur pembelian (jurnal umum), Kartu persediaan, Kartu
Hutang.
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN
Oleh ;
Nia Tresnawaty,SE.,M.Ak
Sistem Penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran lebih dulu,
sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Informasi yang umumnya
diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai adalah :
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut
jenis produk atau kelompok produk selama periode tertentu.
b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan
tunai
c. Jumlah harga pokok produk yang
dijual, selama periode tertentu
d. Nama dan Alamat pembeli
e. Kuantitas produk yang dijual
f. Nama Pramuniaga yang
melakukan penjualan
g. Otorisasi pejabat yang berwenang
Dokumen yang dipergunakan dalam
sistem penjualan tunai : Faktur Penjualan Tunai, Bukti setor bank, Pita
Register kas (Cash register tape), Rekap harga pokok penjualan.
Catatan akuntansi yang
dipergunakan dalam sistem penjualan tunai : Jurnal penjualan, Jurnal
Penerimaan kas, Jurnal Umum, Kartu Persediaan, Kartu Gudang.
Sistem Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang
diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang,
setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli, selalu didahului
dengan analisa terhadap dapat tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Informasi
yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah :
a. jumlah pendapatan penjualan menurut
jenis produk atau kelompok produk selama periode tertentu
b. Jumlah piutang kepada debitur dari
penjualan kredit
c. Jumlah harga pokok produk yang
dijual selama periode tertentu
d. Nama dan alamat pembeli
e. Kuantitas produk yang dijual
f. Nama pramuniaga yang
melakukan penjualan
g. Otorisasi pejabat yang berwenang
Dokumen yang dipergunakan dalam
sistem penjualan kredit; Surat Perintah (order) pengiriman dan tembusannya,
Faktur dan tembusannya.
Catatan akuntansi yang
dipergunakan dalam sistem penjualan kredit : Jurnal Penjualan, Kartu
piutang, Kartu Persediaan.
Sistem Retur Penjualan
Transaksi retur penjualan terjadi
jika pembeli mengembalikan barang yang dibelinya, kepada perusahaan penjual
barang tersebut. Pengembalian barang oleh pembeli harus diotorisasi oleh bagian
penjualan dan diterima oleh bagian penerimaan barang di perusahaan penjual
barang tersebut. Informasi yang diperlukan oleh Manajemen :
a. Jumlah rupiah
retur penjualan menurut jenis produk selama periode tertentu
b. Jumlah
berkurang piutang karena retur penjualan
c. Jumlah
harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli
d. Nama dan
alamat pembeli
e. Kuantitas
produk yang dikembalikan
f. Nama
pramuniaga yang melakukan penjualan
g. Otorisasi
pejabat yang berwenang
Dokumen yang dipergunakan; Memo
Kredit, Laporan Penerimaan Barang
Catatan akuntansi yang
dipergunakan dalam sistem penjualan tunai; Jurnal Umum, Kartu Piutang, Kartu
Persediaan, Kartu Gudang.
PARTIAL LEAST SQUARE PATH MODELING ( PLS-PM )
PARTIAL LEAST SQUARE PATH MODELING ( PLS-PM )
Oleh : Nia Tresnawaty, SE.,M.Ak
Partial Least Square Path
Modeling ( PLS-PM ), merupakan salah satu metode yang digunakan dalam analisis
yang sangat powerfull. Mengapa demikian? karena dapat digunakan pada setiap
jenis skala data, baik data nominal,interval,rasio maupun ordinal. Dalam
penerapannya ( sbg alat analisis yang saya gunakan pada Tesis saya ) sangat
mudah dan simpel. PLS ini dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi yaitu dalam
pengujian hipotesis dan tujuan eksplorasi. Selain itu, PLS pun dapat menguji
apakah terdapat atau tidaknya hubungan serta proposisi untuk pengujian. Yang
lebih utamanya adalah untuk menguji antar konstrak dan menekankan pengertian tentang
nilai hubungan antar konstrak tersebut. PLS-PM ini sangat popular dikalangan
para peneliti . Partial Least Square ( PLS ) banyak digunakan oleh
para peneliti dengan alasan sebagai berikut :
1) Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk
hubungan antara indikator dengan konstruk yang bersifat reflektif saja tetapi
algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif.
2) PLS dapat digunakan untuk menaksir model Path dengan sample
size yang kecil.
3) PLS-PM digunakan untuk model yang sangat
kompleks terdiri atas banyak variabel laten dan manifest tanpa mangalami
masalah dalam estimasi data, karena PLS-PM merupakan metodologi yang lebih
menguntungkan dari CBSEM ketika ketidaksesuaian atau hasil non-convergen
muncul.
4) PLS dapat digunakan ketika independensi antara
data sangat miring (Skew), dapat digunakan ketika independensi antara data
pengamatan tidak dapat dijamin.
Di dalam PLS ini dikenal dengan
variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah
variabel laten yang menjelaskan variabel laten endogen. Nama variabel laten
eksogen sama hal nya seperti variabel independen (predictor) dalam regresi
linear yang telah kita kenal. Sedangkan Variabel endogen adalah variabel
laten yang dijelaskan oleh variabel laten eksogen, sama halnya seperti variabel
independen dalam regresi linear.
Pemodelan dalam PLS-Path Modeling ada 2 model :
1. Model Measurement (Outer Model ), yaitu
model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Model
ini digunakan untuk mengevaluasi terhadap model reflektif indikator meliputi
pemeriksaan individual item reliability, construct reliability, average
variance extracted dan discriminant validity. Ketiga pengukuran
tersebut dikelompokkan dalam convergent validity yaitu untuk mengukur
besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Dalam evaluasi convergent
validity dari pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat
dari nilai standardized loading factor. Standardized loading factor menggambarkan
besarnya korelasi antara setiap item pengukuran indikator
dengan konstrak.
2. Model struktural (Inner model), yaitu model
struktural yang menghubungkan antar variabel laten. Dalam analisis ini ada
beberapa tahap yang harus dilakukan, pertama adalah melihat signifikansi
hubungan antar konstrak. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur ( path
coefficient ) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak. Selanjutnya
mengevaluasi nilai R Square yaitu untuk melihat besarnya variability
variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen.
Semoga Tulisan ini
bermanfaat,,,untuk informasi lebih lanjut mengenai PLS – PM bisa memalui email via niatresnawaty@gmail.com. Dengan senang
hati saya akan share tentang PLS lebih lanjut…
Salam hangat…
IFRS Lanjutan,,,The End
IFRS ( Lanjutan,,the end )
E. Pemicu Penerapan Standar
Internasional
1. Untuk meningkatkan
kualitas jasa yang terkait dengan profesi akuntan:
a. Peningkatan kualitas laporan
keuangan
b. Peningkatan
kualitas jada audit
2. The International Accounting Standard Board ( IASB )
semakin gencar mempromosikan pentingnya
penyamanan atau keselarasan Standar Akuntansi Keuangan untuk seluruh Negara di
dunia dengan alasan :
a. Menarik investasi
melalui transparansi
b. Meningkatkan investasi
global
c. Mengurangi biaya
modal Statement Membership Obligation ( SMO ) IFA.
F. Konvergensi IFRS
Saat ini IFRS
merupakan trend pembahasan yang sangat popular, karena adanya wacana penerapan
standar akuntansi keuangan berbasis IFRS. Proses ini biasa disebut dengan
istilah konvergensi yang terdiri dari harmonisasi, adaptasi
atau adopsi, yang sebenarnya memiliki arti yang tidak sama.
Ada 3 cara melakukan proses
konvergensi yaitu dengan :
1. Adaptasi, membuat
standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan IFRS
2. Adopsi, mengambil
dan memakai langsung standard dari IFRS
3. Harmonisasi, membuat
standar akuntansi sendiri yang tidak bertentangan
dengan IFRS
Jadi
sebenarnya Indonesia mengambil cara ke-2 yaitu adopsi, namun dengan membuat
beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia.
Konvergensi
IFRS akan menyebabkan PSAK menjadi bersifat principle-based. Kondisi ini
membutuhkan prosessional judgment. Jadi, nantinya akuntan dituntut untuk
memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi dalam menyusun laporan keuangan.
Sehingga output tersebut dapat digunakan oleh decision maker dalam mengambil
keputusan yang tepat.
Beberapa
dampak yang timbul dari konvergensi IFRS terhadap PSAK: Smoothing income menjadi
semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair
value, Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak
menggunakan nilai wajar, Akses ke pendanaan internasional akan lebih
terbuka karena laporan keuangan entitas akan lebih mudah dikomunikasikan kepada
investor global, Penggunaan off balance sheet akan menjadi
semakin terbatas
Saat ini,
masih banyak akuntan yang “kurang menguasai” pelaporan keuangan berdasarkan
PSAK. Pertanyaannya, lantas bagaimana dengan penggunaan IFRS nantinya? Sudah
siapkah kita?
Besar harapan
saya, semoga tulisan saya ini akan dapat bermanfaat bagi rekan-rekan semuanya.
Minimal ada sedikit gambaran tentang apa dan bagaimana IFRS itu. ..( The End )
Semoga Tulisan saya ini bermanfaat untuk rekan-rekan semua
IFRS ( Lanjutan )
IFRS ( Lanjutan )
D. Perlakuan akuntansi
IFRS mensyaratkan suatu
perusahaan untuk menaati setiap standar efektif pada tanggal pelaporan atas
laporan keuangan yang pertama sesuai dengan IFRS.
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal
berikut :
1.
Penggabungan usaha sebelum tanggal transaksi
2.
Nilai wajar atau jumlah penilaian kembali,yang
dapat dianggap sebagai nilai terpilih
3.
Imbalan kerja
Neraca IFRS
pada awal pada tanggal transisi harusnya : mengakui semua aktiva dan kewajiban
yang pengakuannya diwajibkan oleh IFRS, tetapi tidak mengakui semua aktiva atau
kewajiban yang pengakuannya tidak diperkenankan oleh IFRS.
Ketika menyiapkan neraca awal :
1.
Akui semua aktiva dan kewajiban yang
pengakuannya diwajibkan oleh IFRS.
2.
Pindahkan aktiva dan kewajiban yang pengakuannya
tidak diperkenankan oleh IFRS.
3.
Klasifikasikan ulang beberapa pos yang harusnya
diklasifikasikan secara berbeda menurut IFRS.
4.
Terapkan IFRS dalam mengukur aktiva dan
kewajiban menggunakan estimasi yang konsisten dengan estimasi dan kondisi GAAP
nasional pada tanggal transisi.
5.
Penilaian ulang atas penggabungan usaha sebelum
tanggal transisi tidak diperlukan.
Nilai tercatat berdasarkan GAAP
sebelumnya diperlakukan sebagai nilai terpilih untuk tujuan
IFRS.Terkait dengan penggabungan usaha
dan goodwill yang dihasilkan, jika penggabungan usaha
sebelum tanggal transaksi tidak dinilai
ulang, maka :
1.
Goodwill akibat pembelian kontijen tertentu yang
terjadi sebelum tanggal transisi harus dilakukan penyesuaian,
2.
Setiap aktiva tidak berwujud yang diperoleh
tidak berdasarkan IFRS harus diklasifikasikan ulang,
3.
Uji penurunan nilai harus dilakukan untuk
goodwill, dan
4.
Goodwill negatif yang ada harus dikreditkan
terhadap ekuitas.
Instrumen keuangan seperti dalam IAS 32 dan IAS 39 tidak perlu dinilai
kembali pada laporan keuangan berdasarkan IFRS yang pertama kali. GAAP nasional
sebelumnya harus diterapkan untuk informasi komparatif atas instrumen keuangan
yang di atur dalam IAS 32 dan IAS 39.
Jika tidak
terdapat bagian kewajiban dari instrumen gabungan pada tanggal transisi, suatu
perusahaan tidak perlu memisahkan komponen ekuitas dan kewajiban, sehingga
menghindari klasifikasi ulang dalam ekuitas.
Instrumen
keuangan yang diakui sebelumnya dapat dikategorikan sebagai diperdagangkan atau
tersedia untuk dijual dari tanggal transisi, bukan dari pengakuan awal.
Kriteria untuk
tidak mengakui aktiva dan kewajiban keuangan diterapkan secara prosfektif dari
tanggal transisi.
Akuntansi
lindung nilai harus diterapkan secara prospektif dari tanggal transisi dengan
syarat hubungan lindung nilai
diperkenankan oleh IAS 39 dan semua ketentuan, dokumentasi dan persyaratan
efektivitas telah dipenuhi sejak tanggal transisi.
Goodwill akibat pembelian
kontijen tertentu yang terjadi sebelum tanggal transisi harus dilakukan
penyesuaian, Setiap aktiva tidak berwujud yang diperoleh
tidak berdasarkan IFRS harus diklasifikasikan ulang, Uji penurunan nilai harus dilakukan untuk
goodwill, dan Goodwill negatif yang ada harus dikreditkan
terhadap ekuitas.
Terkait dengan
program imbalan pasti, jumlah penuh kewajiban atau aktiva harus diakui, tetapi
keuntungan dan kerugian akturial yang ditangguhkan pada tanggal transisi dapat
ditetapkan sebesar nol. Instrumen keuangan seperti dalam IAS 32 dan IAS 39
tidak perlu dinilai kembali pada laporan keuangan berdasarkan IFRS yang pertama
kali. GAAP nasional sebelumnya harus diterapkan untuk informasi komparatif atas
instrumen keuangan yang di atur dalam IAS 32 dan IAS 39. Jika tidak
terdapat bagian kewajiban dari instrumen gabungan pada tanggal transisi, suatu
perusahaan tidak perlu memisahkan komponen ekuitas dan kewajiban, sehingga
menghindari klasifikasi ulang dalam ekuitas. Instrumen keuangan yang
diakui sebelumnya dapat dikategorikan sebagai diperdagangkan atau tersedia
untuk dijual dari tanggal transisi, bukan dari pengakuan awal. Kriteria
untuk tidak mengakui aktiva dan kewajiban keuangan diterapkan secara prosfektif
dari tanggal transisi. Akuntansi lindung nilai harus diterapkan secara
prospektif dari tanggal transisi dengan syarat hubungan lindung nilai
diperkenankan oleh IAS 39 dan semua ketentuan, dokumentasi dan persyaratan
efektivitas telah dipenuhi sejak tanggal transisi.
( Berlanjut lagi yah...)
IFRS ( Ruang Lingkup, Pemicu dan Perlakuan Akuntansi )
IFRS
( Ruang Lingkup, Pemicu dan Perlakuan Akuntansi )
Oleh;
Nia Tresnawaty, SE., M.Ak
IASs ( International
Accounting Standards ) merupakan standar akuntansi yang pada awalnya
dikeluarkan oleh International Standards Committee dan kemudian
diadopsi oleh penggantinya yaitu IASB ( International Accounting Boards ).
Sampai tahun 2005, IASB telah menerbitkan 41 International Accounting
Standards, dan standar-standar yang masih ada tetap diberi nama IASs. Akan
tetapi IASs berada di bawah suatu judul umum yaitu International Financial
Reporting Standards ( IFRSs ).
IFRS adalah standar pelaporan
keuangan internasional merupakan satu set standar akuntansi yang dikembangkan
oleh badan standar akuntansi internasional IASB, yang menjadi standar global
untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. IASB adalah badan standar
akuntansi independen, yang berbasis di London, yang tidak terafiliasi dengan
AICPA.
A. Masalah yang dibahas
Tujuan dari
standar ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan
interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan
keuangan tahunan, yang dibuat pertama kalinya sesuai IFRS mengandung informasi
berkualitas tinggi yang :
1.
Transparan bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang seluruh periode yang disajikan,
2.
Menyediakan titik awal yang memadai untuk
akuntansi yang berdasarkan pada IFRS , dan
3. Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
B. Ruang lingkup standar
Standar ini
berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertama kalinya melalui
suatu pernyataan eksplisit dan tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang
pertama kali berdasarkan IFRS ( termasuk laporan keuangan interim
untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan
transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh
periode yang disajikan.
C. Konsep pokok
1. Tanggal pelaporan, adalah tanggal neraca untuk
laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan
tersebut sesuai dengan IFRS
2.
Tanggal transisi, adalah tanggal neraca awal untuk
laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya…( Berlanjut ke IFRS Lanjutan )
Friday, June 14, 2013
My Presentation - TESIS
https://sites.google.com/site/niatresnawaty/downloads/PRESENTASI%20-TESIS.pptx?attredirects=0&d=1
Subscribe to:
Posts (Atom)